4. MENGHIDUPKAN SUNNAH YANG TERLUPAKAN DI BULAN RAMADHAN
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ فَانْتَهُوْا عَمَّا
نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا
بَعْدُ؛
Ma'asyiral
muslimin rahimakumullah
Pertama
tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Ta'ala yang telah
memberikan berbagai nikmat pada kita. Shalawat dan salam senantiasa tercurah
pada nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam dan para pengikutnya
hingga yaumul akhir.
Sidang
shalat tarawih yang dimulyakan Allah Ta'ala
Masih
cukup banyak ummat islam yang berpuasa hanya dengan menahan hal-hal yang
membatalkan saja. Mereka tinggalkan makan, minum, berhubungan suami istri.
Tetapi perbuatan maksiat yang dilakukan oleh mata, telinga, mulut dan anggota
badan lainnya masih jalan. Seakan puasa hanyalah ritual tahunan untuk tidak
makan dan minum di siang harinya. Padahal Allah Ta’ala tidak akan menerima
puasa seseorang yang hanya menahan dari makan dan minum.
Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam bersabda ;
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ
الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ
وَشَرَابَهُ
Barang siapa yang tidak
meninggalkan perkataan dusta dan beramal dengannya serta berbuat maksiat, maka
Allah sama sekali tidak butuh ia meninggalkan makanan dan minumannya.
(HR al-Bukhari).
Disamping
itu, banyak pula ummat islam ini yang tidak memperhatikan sunnah dalam
berpuasa. Sehingga luput banyak kebaikan darinya karena ketidak tahuan atau
ketidak pedulian tersebut. Maka pada pertemuan kali ini kita akan membahas
beberapa sunnah atau kebiasaan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dalam
berpuasa agar puasa kita tambah berkwalitas.
Ma'syiral
muslimin rahimakumullah
Diantara
sunnah-sunnah beliau antara lain ;
Mengakhirkan
sahur
Masih ada
beberpaa saudara kita yang tidak sempat makan sahur. Entah karena tidak bisa
tidur, atau malas dan juga mungkin karena sudah kekenyangan saat malamnya.
Padahal makan sahur merupakan kebiasaan Rasulullah sallallahu alaihi
wasallam dan para sahabat. Dan hukumnya adalah sunnah. Beliau memerintahkan
dalam hadistnya ;
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي
السَّحُورِ بَرَكَةً
Makan sahurlah kalian karena dalam sahur ada
barakah” (HR. Bukhari 4/120, Muslim 1095 dari Anas).
Jama'ah
shalat tarawih yang dimulyakan Allah Ta'ala
Sedangkan waktu yang utama untuk makan
sahur adalah dengan mengakhirkan waktunya hingga mendekati terbit fajar.
Mengakhirkan waktu sahur ini merupakan kebiasaan Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam sebagaimana dalam hadist :
تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الصَّلاةِ. قُلْتُ: كَمْ كَانَ قَدْرُ مَا بَيْنَهُمَا؟
قَالَ: خَمْسِينَ آيَةً
“Kami makan sahur bersama Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam kemudian (setelah makan sahur) kami berdiri untuk
melaksanakan shalat. Aku (Anas bin Malik) berkata, ‘Berapa perkiraan waktu
antara keduanya (antara makan sahur dengan shalat fajar)?’ Zaid bin Tsabit radhiyallahu
anhu berkata, ‘50 ayat’.” (Muttafaqun ‘alaih).
Menyegerakan
berbuka
Buka
puasa adalah sebuah kenikmatan yang tidak didapatkan kecuali pada orang-orang
yang berpuasa. Menahan makan, minum dan berbagai hal yang membatalkan di siang
hari adalah sebuah perjuangan yang berat. Dan kenikmatan itu begitu terasa saat
makan dan minum tersebut dirasakannya di sore hari. Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam bersabda ;
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ
: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
“Orang yang berbuka puasa mempunyai dua
kebahagiaan yang bisa ia rasakan; kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan
ketika ia bertemu dengan Rabb-nya karena puasa yang dilakukannya.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Kebahagiaan ketika berbuka maksudnya adalah
karena ia merasa senang atas nikmat yang diberikan oleh Allah kepadanya, yaitu
bisa melaksanakan puasa yang merupakan salah satu bentuk amal shalih yang
paling utama. Betapa banyak manusia yang tidak memperoleh nikmat tersebut
sehingga mereka tidak berpuasa. Ia juga merasa senang atas makanan, minuman dan
jima’ yang kembali dihalalkan Allah baginya, setelah sebelumnya diharamkan pada
saat berpuasa. [Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin , Majaalisu Syahri Ramadhaan ].
Dan menyegerakan buka puasa adalah
kebiasaan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Beliau bersabda ;
“Orang-orang
(umat Islam) senatiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan
berbuka.” (Muttafaqun
‘alaih)
Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengerjakan shalat Maghrib
hingga berbuka puasa kendati hanya dengan seteguk air.” (HR.
Tirmidzi. Hadits Hasan).
Dalam
berbuaka puasa, makanlah makanan seadanya. Jika ada kurma, maka itu adalah
makan terbaik saat berbuaka puasa. Dan jika tidak ada cukuplah dengan air
putih. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam ;
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,
ia berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka dengan beberapa biji ruthab (kurma
masak yang belum jadi tamr) sebelum shalat Maghrib; jika tidak ada beberapa
biji ruthab, maka cukup beberap biji tamr (kurma kering); jika itu tidak ada
juga, maka beliau minum beberapa teguk air.” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi. Hadits Hasan Shahih)
Hendaknya
berbuka puasa dengan kurma masak atau kering, dengan jumlah yang ganjil.
Misalnya tiga, lima
atau tujuh. Adapun jika tidak ada, maka berbuka puasa hanya dengan air pun tak
mengapa.
Setelah
berbuka, jangan lupa panjatkan doa yang shahih. Hendaknya kita manfaatkan waktu
berbuka untuk memperbanyak doa. Karena berdoa pada waktu berbuka puasa adalah
salah satu waktu dikabulkan Allah (HR. Ibnu Majah).
Dari
Abdullah bin Umar radhiyallahu
‘anhu, ia berkata, “Dahulu
apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berbuka puasa, beliau
biasa berdoa dengan,
ذَهَبَ الظَّمَأُ،
وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ
“Telah hilang rasa haus dahaga, dan urat-urat
telah basah, dan pahala akan kita peroleh, insyaa Allah.” (HR. Abu Daud
(II/306) [no.2357] dan yang lainnya. Lihat Shahihul Jami’ (IV/209) [no.4678]).
Dalam
berbuka, janganlah makan terlalu banyak. Karena perut yang kenyang hanya akan
menjadikan seseorang malas dan berat untuk beribadah di malamnya. Selamat
melaksanakan berbagai sunnah-sunnah dalam berbuka dan sahur. Semoga puasa kita
diterima dan dibalas dengan jannah. Demikian kultum yang kami sampaikan, kurang
lebihnya minta maaf.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ.
فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ