14. TIPS MENSYUKURI NIKMAT
Nikmat yang paling besar bagi
seorang hamba adalah nikmat iman, islam dan mendapatkan keselamatan dunia dan
semoga juga akhirat. Banyak di antara manusia yang mendapatkan nikmat tersebut,
tetapi mereka tidak dapat menggunakannya beramal untuk negeri akhirat. Padahal
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda dalam haditsnya ;
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ
آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ
الدُّنْيَا
“Barangsiapa yang pada waktu
paginya merasakan ketentraman hati, sehat pada jasmaninya, dia memilki makanan
untuk hari itu, maka sungguh seakan dunia telah dikumpulkan untuk dirinya”. [Al-Turmudzi: 4/547 no: 2346
].
Yang
dimaksud Sehat jasmaninya adalah sehat dan selamat dari segala
cacat dan penyakit. Sedang dia memilki makanan untuk hari
itu, maksudnya makanan yang mencukupi kebutuhan hidupnya
untuk hari itu dengan cara yang halal.
Sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang
artinya: “Maka sungguh
sekian dunia telah dikumpulkan untuk dirinya”, maksudnya dunia telah terkumpul
untuk dirinya. Maka barangsiapa yang diberikan oleh Allah Ta’ala berupa
sehat badan dan aman di dalam hati di manapun dia berada,
merasa cukup dalam kehidupannya dengan mendapat makanan pada hari itu, keluarga
selamat, sungguh Allah Ta’ala telah
mengumpulkan bagi orang tersebut semua
nikmat. Maka hendaklah dia menyambut hari tersebut dengan bersyukur kepada
Allah Ta’ala dengan ketaatan kepada-Nya bukan dalam
kemaksiatan.
Maka di antara
tuntutan yang paling agung dan tingkatan paling tinggi yang harus diraih oleh
seorang mukmin adalah meminta kepada Allah Ta’ala agar dirinya diberikan
kesehatan. Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban di dalam kitab shahihnya dari Rifa’ah
bin Rafi berkata: Abu Bakr berdiri pada mimbar kemudian menangis dan berkata:
Sesungguhnya Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam berdiri pada tahun
pertama di atas mimbar kemudian menangis dan bersabda,
سَلُوْا اللهَ الْعَفْوَ
وَالْعَافِيَةَ، فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ الْيَقِيْنِ خَيْرًا مِنَ
الْعَافِيَةِ
“Mintalah kepada Allah Ta’ala agar
diberikan ampunan dan afiat, sesungguhnya
seseorang tidak diberikan sesuatu yang lebih baik setelah keyakinan kecuali
afiat”. ( Ibnu Hibban 4/216
no: 889 dishahihkan oleh Albani di dalam silsilah al-shahihah no: 1325 ).
Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam meminta
kepada Allah Ta’ala siang dan malam agar diberikan kesehatan. Bahkan pada saat beliau beranjak untuk tidur.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari Ibnu Umar berkata:
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkan
do’a-do’a di bawah ini baik pada waktu malam dan pagi:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ
وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ
الْعَفْوَ
وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ. اَللَّهُمَّ
احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ
شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ
تَحْتِيْ.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku
memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya
aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku.
Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang)
dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Peliharalah aku dari muka,
belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran -Mu, agar aku
tidak disambar dari bawahku (oleh ulat atau bumi pecah yang membuat aku jatuh
dan lain-lain).” (HR. Abu Dawud no: 5074 dan dishahihkan oleh Albani di dalam shahih Sunan
Abi Dawud: 3/248 )
Lihatlah Orang yang di bawahmu
Sungguh
banyak di antara masyarakat hari ini yang memiliki berbagai kenikmatan lebih
besar dari sekedar untuk makan sehari. Bahkan
rumah tidak hanya satu, kendaraan yang mewah serta berbagai perabot yang serba
mahal. Namun mereka mengingkarinya, merendahkan apa yang mereka
miliki. Hal ini
sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :
قال الله تعالى: ﴿
يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللّهِ ثُمَّ يُنكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ﴾ (
النحل: 83)
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka
mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” (QS.
Al-Nahl: 83)
Obat dari penyakit
ini, hendaklah seseorang memandang kepada orang yang kehilangan nikmat tersebut
atau hilang sebagiannya. kunjungilah rumah sakit-rumah
sakit Islam sambil menyaksikan berbagai penyakit kronis yang diderita oleh
saudara-saudara kita. Di mana ilmu medis modern sudah mengalah untuk menangani
sebagian penyakit tersebut. Maka
perasaan syukur akan dirasakan.
Atau saat kita merasakan bahwa kita adalah orang yang
miskin dengan hutang yang banyak. Maka lihatlah serta
berkunjunglah kepada saudara kita yang lebih miskin dari kita. Perasaan syukur
dengan apa yang kita miliki insyaAllah akan muncul.
Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam di dalam sebuah riwayat di dalam kitab shahih Bukhari
dan Muslim dari Abi Hurairah bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda :
انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ
تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ ؛ فَهُوَ أجْدَرُ أنْ لاَ تَزْدَرُوا
نِعْمَةَ الله عَلَيْكُمْ
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian dan janganlah memandang
kepada orang yang lebih tinggi dari kalian, sebab hal itu lebih pantas agar
kalian tidak merendahkan nikmat Allah”. ( Al-Bukhari: 4/189 no: 6490 dan Muslim: 4/2275 no:
2963 ).
Hadits di atas memberi arahan kepada
setiap muslim agar selalu melihat ke bawah dalam perkara dunia dan jangan melihat
kepada orang yang melebihinya. Karena bila ia berbuat demikian akan membuatnya
berkeluh kesah, sempit dada, dan tidak bersyukur dengan apa yang Allah Ta’ala
berikan kepadanya. Sebaliknya dalam perkara agama/akhirat, seorang muslim
harusnya melihat ke atas, kepada orang yang lebih darinya dalam beramal
ketaatan, dalam keshalihan dan ketakwaan, sehingga ia terpacu untuk terus
menambah ketaatan dan amal ibadah. (Bahjatun Nazhirin, 1/534)
Lihatlah… Allah Ta’ala telah
memberikan tempat tinggal yang menaungi kita setiap harinya, walau berupa rumah
yang sederhana dari pohon bambu. Maka syukurilah karena berapa banyakorang yang
terpaksa tidur di emperan toko, di kolong jembatan, dan di dalam rumah-rumah
kardus, karena memang tidak ada uang untuk membeli tanah dan membangun rumah…
Setiap harinya kita bisa makan dan
minum walau hidangan yang tersaji sederhana, namun syukurilah. Lihatlah di sana
… Ada orang-orang yang mengais-ngais sampah untuk mencari sesuatu yang dapat
mengganjal perut mereka yang lapar. Untuk makan seharipun kadang tidak cukup.
Ingatlah selalu bahwa dunia ini
ibaratnya hanyalah fatamorgana, maka jangan engkau terlalu berpanjang angan
untuk meraihnya. Tapi berambisilah untuk kehidupanmu setelah mati. Di sana ada
negeri kekal menanti …!!!. ( Amru ).