9. AGAR MENJADI ORANG YANG BERSYUKUR

9. AGAR MENJADI ORANG YANG BERSYUKUR



اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Jamaah Shalat Tarawih Rahimakumullah
Segala puji milik Allah ‘Azza Wa Jalla yang telah menciptakan kita dengan sebaik-baik ciptaan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang disinari cahaya Islam.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Nikmat yang paling besar bagi seorang hamba adalah nikmat Iman, Islam dan mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Banyak di antara manusia yang mendapatkan nikmat tersebut, tetapi mereka tidak dapat menggunakannya beramal untuk negeri akhirat. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda dalam haditsnya;
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Barangsiapa yang pada waktu paginya merasakan ketentraman hati, sehat jasmaninya, dia memiliki makanan untuk hari itu, maka sungguh seakan dunia telah dikumpulkan untuk dirinya”. [Al-Turmudzi: 4/547 no: 2346 ].
Merasakan ketentraman dalam hatinya, maksudnya adalah merasa aman di dalam hatinya, aman terhadap sanak keluarga dan hartanya.
Dan maksud Sehat pada jasmaninya, adalah sehat dan selamat dari segala cacat dan penyakit.
Sedang Sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam: (Dia memiliki makanan untuk hari itu), maksudnya makanan yang mencukupi kebutuhan hidupnya untuk hari itu dengan cara yang halal.
Sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang artinya: “Maka sungguh seakan dunia telah dikumpulkan untuk dirinya”. Maksudnya dunia telah terkumpul untuk dirinya. Maka barangsiapa yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala berupa sehat badan dan aman di dalam hati di manapun dia berada, merasa cukup dalam kehidupannya dengan mendapat makanan pada hari itu, keluarga selamat, sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’ala  telah mengumpulkan bagi  orang tersebut semua nikmat. Maka hendaklah dia menyambut hari tersebut dengan bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan ketaatan kepada -Nya bukan dalam kemaksiatan.
Maka di antara tuntutan yang paling agung dan tingkatan paling tinggi yang harus diraih oleh seorang mukmin adalah meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar dirinya diberikan kesehatan. Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban di dalam kitab shahihnya dari Rifa’ah bin Rafi berkata: Abu Bakr berdiri pada mimbar kemudian menangis dan berkata: Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam berdiri pada tahun pertama di atas mimbar kemudian menangis dan bersabda,
سَلُوْا اللهَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ الْيَقِيْنِ خَيْرًا مِنَ الْعَافِيَةِ
 Mintalah kepada Allah Ta’ala agar diberikan ampunan dan afiat, sesungguhnya seseorang tidak diberikan sesuatu yang lebih baik setelah keyakinan kecuali afiat”. ( Ibnu Hibban 4/216 no: 889 dishahihkan oleh Albani di dalam silsilah al-shahihah   no: 1325 ).
Jama’ah Shalat Tarawih yang Rahmati Allah Ta’ala
Adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam meminta kepada Allah Ta’ala siang dan malam agar diberi kesehatan. Bahkan pada saat beliau beranjak tidur. Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam tidak pernah meninggalkan do’a-do’a di bawah ini baik pada waktu malam dan pagi:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran -Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ulat atau bumi pecah yang membuat aku jatuh dan lain-lain).” (HR. Abu Dawud no: 5074 dan dishahihkan oleh Albani di dalam shahih Sunan Abi Dawud: 3/248 )

Jama’ah Shalat Tarawih yang dimulyakan Allah Ta’ala
Lihatlah Orang yang di bawahmu
Hendaklah seseorang memandang kepada orang yang kehilangan nikmat tersebut atau hilang sebagiannya. Kunjungilah rumah sakit Islam sambil menyaksikan berbagai penyakit kronis yang diderita oleh saudara-saudara kita. Atau saat kita merasakan bahwa kita adalah orang yang miskin dengan hutang yang banyak. Maka lihatlah serta berkunjunglah kepada saudara kita yang lebih miskin dari kita. Perasaan syukur dengan apa yang kita miliki insyaAllah akan muncul.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam di dalam sebuah riwayat di dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda :
انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ ؛ فَهُوَ أجْدَرُ أنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ الله عَلَيْكُمْ
Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian dan janganlah memandang kepada orang yang lebih tinggi dari kalian, sebab hal itu lebih pantas agar kalian tidak merendahkan nikmat Allah.” ( Al-Bukhari: 4/189 no: 6490 dan Muslim: 4/2275 no: 2963 ).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam telah memberikan nasihat yang akan mengobati penyakit di dalam dada, maka amalkanlah! Selalulah melihat orang yang kekurangan dan lebih susah dari pada diri kita.
Lihatlah… Allah Ta’ala telah memberikan tempat tinggal yang menaungi kita setiap harinya walau berupa rumah yang sederhana dari pohon bambu. Maka syukurilah karena berapa banyak tuna wisma di sekitar kita. Mereka terpaksa tidur di emperan toko, di kolong jembatan, dan di dalam rumah-rumah kardus, karena memang tidak ada uang untuk membeli tanah dan membangun rumah…
Lihatlah dan tengoklah selalu kepada orang yang hidupnya lebih sulit daripada kita, dengan begitu kita dapat mensyukuri nikmat Allah Ta’ala yang diberikan kepada kita.
Ingatlah selalu bahwa dunia ini ibarat fatamorgana, tiada berharga, maka jangan engkau terlalu berpanjang angan untuk meraihnya. Tapi berambisilah untuk kehidupanmu setelah mati. Di sana ada negeri kekal menanti. Demikian khutbah jum’at yang dapat kami sampaikan. Ada benarnya datangnya dari Allah Ta’ala. Dan jika ada salahnya datangnya dari saya sendiri karena bisikan setan.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ.
 (Nur Kholis).

Pages (11)1234567 Next