17. MEMAHAMI ARTI SEBUAH CINTA
Banyak orang mengucapkan kata βcintaβ.
Bahkan dalam segala sesuatu kata cinta sering dipakai. Tetapi tahukah kita
makna cinta? Bagaimanakah Islam mendudukkan cinta, serta bagaimana seseorang
merasakan cinta ini?.
Cinta letaknya di hati. Meskipun
tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran
sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi
manis, sakit menjadi sehat, derita menjadi nikmat. Cintalah yang mampu
melunakkan besi, menghancurkan batu karang serta membuat budak menjadi
pemimpin. Inilah dasyatnya cinta.
Namun cinta juga dapat membuat orang sehat
menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya
menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para
pecinta palsu, cinta yang tidak dilandasi kepada Allah Taβala. Itulah
para pecinta dunia, harta dan wanita.
Imam Ibnul Qayyim juga memberikan
penjelasan tentang cinta dalam tulisan beliau: Cinta merupakan persinggahan
yang menjadi ajang perlombaan di antara orang-orang yang suka berlomba. Menjadi
sasaran orang-orang yang beramal dan menjadi curahan orang-orang yang
mencintai. Dengan sepoi anginnya, orang yang beribadah dapat merasakan
ketenangan.
Cinta adalah jalan mereka yang lurus, yang
menghantarkan mereka ke persinggahan pertama dan terdekat. Demi Allah, para
pemilik cinta telah pergi membawa kemuliaan dunia dan akhirat, sehingga
akhirnya mereka senantiasa bersama sang kekasih. Allah Taβala telah
menetapkan bahwa seseorang itu bersama sang kekasih. Allah Taβala telah
menetapkan bahwa seseorang itu bersama orang yang dicintainya. Sungguh ini
merupakan kenikmatan tiada tara yang diberikan kepada orang-orang yang memiliki
cinta. [muktashor madarijus salikin bab mahabbah].
Cinta Allah Taβala adalah cinta yang
tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan
Allah Taβala, tak ada lagi keluhan. Yang ada adalah rasa optimis
menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah
dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.
Ciri Cinta
pada Allah Taβala
Orang yang di dalam
hatinya telah tumbuh benih-benih cinta kepada Allah Taβala, akan memiliki
tanda-tanda tertentu. Ciri-ciri tersebut bisa berlainan pada tiap orang,
tergantung tingkatan cintanya kepada Allah Taβala. Tanda-tanda
tersebut antara lain:
1.
Gemetar Hatinya
Ketika Disebut Nama Allah Taβala
Tanda
yang pertama adalah gemetar hatinya ketika disebut nama Allah Taβala. Hati yang gemetar
ini disebabkan oleh beberapa hal, adakalanya disebabkan karena saking takutnya
kepada Allah Taβala, dan sadar akan
kekurangan diri, sehingga menyebabkan hati tergetar. Bisa juga karena kerinduan
yang begitu mendalam. Sudah semestinya orang yang jatuh cinta, pasti selalu
merindukan kekasihnya. Sehingga ketika ia mendengar nama Allah Taβala, entah itu berasal
dari suara adzan, bacaan Al-Qurβan atau yang lainnya, hatinya langsung bergolak
dan memberontak, seakan tak sabar ingin bertemu dengan Kekasihnya.
βSesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang
bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkalβ. (Q.S: 8. Al-Anfal: 2)
2.
Selalu Berdzikir Setiap
Saat
Para
kekasih Allah Taβala selalu berdzikir
sepanjang waktu. Lalu apakah mereka hanya menghabiskan waktunya hanya untuk
berdzikir, dan tidak melakukan apa pun? Tidak. Hati para pencinta telah
disinari dengan cahaya cinta yang berasal dari hadrat Ilahiyah. Cahaya itu yang
akan selalu menuntun untuk berdzikir. Mereka mampu berdzikir dalam keadaan
apapun, baik ketika duduk, berdiri maupun berbaring. Apapun aktivitasnya, tidak
akan membuat lupa kepada Allah Taβala. Sebab dzikir mereka selalu diiringi oleh
dzauq, perasaan rindu yang mendalam kepada Allah Taβala.
β(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): βYa Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa nerakaβ. (Q.S: 3. Ali Imran: 191)
3.
Sering Menangis
Karena Rindu Atau Takut Kepada Allah Taβala
Hati
yang dirundung rindu pada Kekasih, namun kekasih yang dirindukan tak jua dapat
ditemui, akan menyebabkan air mata mengalir. Kerinduan yang mendalam itulah
yang menyebabkan para pencinta Allah Taβala sering menangis.
Juga karena takut, mengingat segala amal yang dilakukan. Sadar diri akan segala
kekurangan. Allah Taβala berfirman;
ββ¦dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan
telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada
mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangisβ. (Q.S: 19. Maryam:
58).
4.
Mencintai Allah
Taβala Melebihi Apapun Yang Ada Di Dunia Ini
Bagi
para kekasih Allah
Taβala,
dunia hanyalah tempat untuk berbakti kepada-Nya. Tidaklah pantas menambatkan
hati kepada dunia. Yang paling berhak atas hati manusia adalah Penciptanya.
Sehingga para kekasih Allah
Taβala
menempatkan cinta kepada Allah Taβala di atas segala cinta. Mereka mencintai
makhluk Allah Taβala hanyalah sebatas
menjalankan perintah-Nya. Misalnya, mencintai suami atau istri, orangtua, anak,
sahabat dll.
βDan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada
Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itumengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah
semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Q.S. 2. Al-Baqarah:
165)
5.
Mencintai Nabi
Muhammad Shallallahu βAlaihi Wasallam Dan Menjalankan Syariβat Yang
Dibawanya.
Apabila
orang ingin mencintai Allah
Taβala,
maka harus mengikuti jejak tauladan yang telah diberikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu
βAlaihi Wasallam. Karena Beliaulah kekasih yang paling dicintai Allah Taβala. Tidaklah mungkin
manusia dapat menggapai cinta Allah Taβala tanpa melalui tuntunan Nabi-Nya. Jadi,
mencintai dan meneladani Rasulullah Shallallahu βAlaihi Wasallam menjadi
syarat mutlak, bagi orang yang mengharap cinta Allah Taβala. Sehingga terhindar
dari jalan sesat yang akan merintangi perjalanan menuju Allah Taβala.
Katakanlah: βJika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.β Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S: 3. Ali Imran: 31)
Jika
tanda tersebut belum kita miliki, maka harus kita usahakan. Karena memang
kecintaan pada Allah
Taβala
hanya akan diberikan kepada hamba-Nya yang pilihan. Yaitu mereka yang
bersungguh-sungguh dalam mengusahakannya dan senantiasa berdoβa agar cinta tersebut
dapat bersemayam dalam hati kita. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali
milik-Nya. [ Amru ].