11. BUAH SHADAQAH
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، اَلْوَاحِدُ الْقَهَّاُر، وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ
وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى
يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah menjadikan kita seorang mukmin
sehingga senantiasa berusaha untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi junjungan,
Nabi besar Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membawa umat ini
dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam.
Ma’asyirol
Muslimin yang dimulyakan Allah Ta’ala
Pada suatu malam ada orang fakir bertamu ke rumah seorang
ulama, lalu orang alim itu bertanya kepada istrinya tentang sesuatu yang
dimilikinya. Sang istri berkata, “Kita tidak memiliki apa-apa selain sepuluh
butir telur ayam.” Suaminya berkata, ”Berikanlah telur-telur itu kepadanya.”
Maka telur itu diberikannya kepada si fakir, dan disisakan satu butir telur
untuk anaknya tanpa sepengetahuan suaminya.
Tak lama kemudian, datang seorang tamu mengetuk pintu
dan membawa rejeki yang diperuntukkan untuk keduanya sebanyak 90 dinar. Lalu
orang alim itu bertanya kepada istrinya, “Berapa telur yang kamu berikan kepada
si fakir?” Istrinya menjawab, “9 butir.” Lalu beliau berkata, “Kita mendapatkan
90 dinar, setiap kebaikan dilipatkan sepuluh kali”. Kisah ini dituliskan pada
kitab yang berjudul min ‘ajaibis shadaqah.
Kisah ini hanyalah salah satu contoh tentang sedekah yang
membuahkan keberkahan. Allah Ta’ala berkehendak menjadikan berkah
tersebut begitu nyata dan dapat dihitung dengan rumus matematika, dengan
menggantinya sepuluh kali lipat. Meski tentunya tak selalunya ‘reward’ itu bisa
diindera sedemikian rupa.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimahimakumullah
Walau demikian, janganlah
sedekah kita hanya untuk mendapatkan hasil yang melimpah di dunia. Sementara
niatan untuk mendapat pahala di akhirat dinomor duakan. Jika hal tersebut
terjadi, maka jika ia tidak mendapat hasil yang berlimpah dari sadaqahnya di
dunia, ia akan bersu’udzan kepada Allah Ta’ala. Dan akhirnya dunia tidak
ia dapatkan, sementara pahala di akhirat sirna.
Buah dari Shadaqah
Shadaqah yang kita lakukan
pasti akan menghasilkan buah baik di dunia dan akhirat. Karena setiap amal
shalih yang kita lakukan pasti akan memberikan ketenangan jiwa di dunia dan
tentunya balasan Jannah di akhirat. Diantara buah dari shadaqah tersebut adalah
;
Melindungi
dari Bencana
Rasulullah Shallallahu’Alaihi
Wasallam bersabda, "Ujian
yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak dan tetangganya bisa
dihapus dengan puasa, shalat, shadaqah dan amar
ma'ruf nahi Mungkar.” (HR. Bukhari & Muslim).
Rasulullah Shallallahu’Alaihi
Wasallam mengajarkan kita untuk menggunakan empat senjata
yang ampuh dan berguna bagi kita untuk menghadapi bencana. Salah satu yang disebut beliau adalah sadaqah. Bahkan menurut Imam Ibnu
Qayyim Rahimahullah dalam Kitab beliau "Al-Wabilush Shayyib"
menjelaskan bahwa shadaqah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk
menolak bala' atau bencana karena Allah akan menghilangkan berbagai bencana
dengan shadaqah. Demikian halnya dengan puasa, sholat dan amar ma'ruf nahi
mungkar juga merupakan senjata kita untuk melindungi keluarga kita dari
bencana.
Itulah sebabnya, jika keluarga
anda terbelit problem dan masalah, atau mungkin terkena penyakit yang tak kunjung sembuh,
sementara segala upaya telah dilakukan, cobalah untuk bersedekah. Niatkan amal
tersebut karena Allah Ta’ala dan berdo’alah. Karena dengan do’a yang
sungguh-sungguh dan dibarengi dengan amal shalih insyaAllah akan dikabulkan.
Shalat Tarawih yang Berbahagia
Sebagian para salaf berpendapat bahwa
sedekah bisa menolak bencana dan musibah, sekalipun pelakunya adalah orang
dzalim. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya
sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai macam
bencana sekalipun pelakunya orang fajir (pendosa), dzalim atau bahkan orang
kafir, karena Allah Ta’ala akan menghilangkan berbagai bencana dengan
perantaraan sedekah tersebut…”
Kedua
; Allah Ta’ala akan Melipat Gandakan Pahala Sadaqah.
Ini adalah janji
Allah dalam Al Qur’an. Bahkan tidak hanya satu atau dua, akan tetapi Allah Ta’ala
melipatkan gandakan pahala shadaqah dengan ratusan kali lipat. Hal ini
sebagaimana firman-Nya ;
“Perumpamaan
orang-orang yang menginfakkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah maha
luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui. [ Al baqarah : 261
].
Rasulullah
Sallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda:
مَنْ تَصَدَّقَ
بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلَا يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا الطَّيِّبَ
وَإِنَّ اللَّهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا
يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ
“Barang
siapa bersedekah senilai satu biji kurma yang berasal dari mata pencaharian
yang baik dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik, maka sesungguhnya
Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara untuk
pemiliknya sebagaimana seseorang di antara kalian memelihara anak kuda, sehinga
sedekah itu menjadi (besar) seperti gunung.” [ HR. Bukhori ].
Yahya bin Ma’ad berkata, “Aku tidak
mengetahui adanya sebuah biji yang beratnya sebanding dengan gunung di dunia,
kecuali dari biji yang disedekahkan.”
Jama’ah
Shalat Tarawih yang dirahmati Allah Ta’ala
Harta
Kita adalah Harta yang Kita Sedekahkan
Begitulah keajaiban dan buah sedekah di dunia dan akhirat. Dan seandainya saja
manusia setelah mati dikembalikan ke dunia, maka yang ingin mereka lakukan
adalah bersedekah,
”Wahai
Rabbi, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat,
yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih”
(QS. al-Munaafiqun:
10)
Ini menunjukkan betapa mereka melihat bahwa di akhirat sedekah
sangat bermanfaat. Orang yang bersedekah akan tahu, bahwa harta sejati yang
menjadi miliknya adalah harta yang disedekahkannya. Sedangkan harta yang
tersisa, atau telah dipergunakan itu akan fana.
"Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur." [At Takaatsur: 1-2],
anak Adam ada yang berkata: hartaku-hartaku!! Sesungguhnya yang engkau dapati
dari hartamu itu hanyalah apa yang telah engkau makan hingga habis, atau engkau
pakai hingga rusak, atau engkau sadaqahkan hingga engkau mendapatkan
pahalanya."[
Hadits diriwayatkan oleh An Nasai]
Ma’asyiral
Muslimin yang dimulyakan Allah Ta’ala
Kedermawanan akan
mendekatkan pelakunya menuju Jannah, sekaligus membentengi dan menjauhkan pelakunya
dari neraka. Sebaliknya, kekikiran adalah kekiran terhadap diri kita sendiri
dan kemiskinan seseorang di akhirat. Ya Allah, jauhkanlah kami dari sifat
bakhil dan kikir, Aamiin..!
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.