19. SEBAB-SEBAB MUNCULNYA KESOMBONGAN

19. SEBAB-SEBAB MUNCULNYA KESOMBONGAN


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
Ada seorang raja dari kaum muslimin yang meminta segelas air minum kepada pelayannya. Lalu sang pelayan datang dengan air minum dan berkata : “Hai tuan raja, jangan tuan minum lebih dahulu hingga saya menanyakan sebuah pertanyaan”. Sang raja berkata : “Tanyakanlah”.
Sang pelayan bertanya : “Jika tuan tidak mendapatkan segelas air ini, berapa tuan akan membayarnya?.” Sang raja berkata : “Saya akan membelinya dengan setengah kerajaan saya”. Sang pelayan bertanya : “Jika air tersebut berhenti di kantong kemih tuan dan tidak bisa kencing, berapa tuan akan membelinya? Raja menjawab : “Saya akan membelinya dengan seluruh kerajaan saya”. Sang pelayan berkata : “Kalau begitu harta dan kerajaan tuan hanya sebanding dengan sekali kencing saja”.
Itulah hakekat kekayaan, kekuasaan dan ketampanan yang didapat di dunia. Ia tak lebih mahal dari kencing sekali saja. Bahkan jika ia tidak bisa kencing atau kentut saja, ia akan membayarnya dengan seluruh apa yang ia miliki. Tetapi kenapa manusia masih bisa menyombongkan harta, jabatan, ketampanan, kecerdasan dan kegagahannya? Mungkin karena banyak manusia yang tidak sadar bahwa semua hanyalah titipan dan akan hilang dengan hilangnya nyawa.
Yang lebih parah lagi adalah orang-orang yang tidak memiliki harta, jabatan, ilmu, dan ketampanan. Tetapi mereka tetap sombong dan congkak. Padahal tidak ada yang disombongkan karena memang tidak memiliki kelebihan-kelebihan duniawi. Mungkin semua ini muncul karena penyakit sombong yang sudah merasuk pada jiwa manusia akibat jauhnya mereka dari Islam. Terhadap orang yang seperti ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَ لاَيُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ : شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَ عَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ
“Tiga golongan yang Allah tidak berbicara kepada mereka pada hari kiamat, tidak pula mensucikan (dosa-dosa) mereka, tidak memandang mereka, dan bahkan mereka akan mendapat siksa yang pedih yaitu: orang tua yang berzina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang takabbur.” (HR. Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu).
Penyebab Kesombongan
Di antara penyebab munculnya kesombongan antara lain:
Pertama : Sombong Karena Memiliki Kedudukan.
Biasanya orang seperti ini sangat senang terhadap pujian. Ia tidak mau dikritik dan selalu ingin mengkritik. Ia tolak kebenaran dan menginjak-injak manusia ketika mendapatkan kedudukan yang tinggi sebagai pemimpin dan penguasa. Inilah yang membawa Fir’aun menolak dakwah Nabi Musa dan merendahkan bani Israil.
إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلاَ فِي اْلأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ.
“Sesungguhnya Fir`aun telah berbuat kesombongan di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah-belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir`aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al-Qashash: 4).
Sekiranya mereka mau berfirkir sedikit saja, mereka akan tahu bahwa kekuasaan hanya sementara dan tidak akan kekal. Seandanya kekuasaan dan jabatan itu kekal, tentunya ia tidak akan memperoleh jabatan dan kekuasaan dari orang sebelumnya.
Kedua : Orang Yang Sombong Karena Hartanya.
Qarun adalah gambaran kesombongan karena harta yang melimpah. Sampai-sampai kunci gudang penyimpanannya tidak mampu dipikul oleh tujuh orang lelaki yang kuat-kuat. Tetapi karena kesombongannya, Allah Ta’ala tenggelamkan ia bersama dengan hartanya ke dalam bumi. Allah Ta’ala berfirman;
Maka kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap adzab Allah. Dan tidaklah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (QS. al-Qashash: 81)
Akankah kita berkarakter seperti Qarun yang sombong dan angkuh sehingga menolak kebenaran serta berjalan dibumi dengan kesombongannya? Jika ya, maka ingatlah bahwa adzab Allah Ta’ala di dunia dan akhirat amatlah pedih. Allah Ta’ala akan jadikan ia sengsara dan tersiksa dengan hartanya saat di dunia, sementara di akhirat akan merana karena siksa.
Ketiga; Orang Yang Sombong Karena Kekuatan, Kesehatan Dan Ketampanan Atau Kecantikannya.
Ia menyombongkan fisik yang telah Allah Ta’ala berikan. Mereka tidak paham bahwa fisik bukanlah standar kemuliaan bagi manusia. Jika kekuatan fisik dibangga-banggakan, apakah ia lebih kuat dari pada kuda? lebih perkasa dari pada gajah? Seandainya kekuatan dan ketampanan yang menjadikan standar, tentu kuda yang lebih berhak menjadi presiden. Para artis dan pemain sinetron menjadi para ulama’ dan menterinya. Jika hal tersebut terjadi, maka rusaklah sebuah negeri.
Tetapi yang menjadikan seseorang mulia adalah akal dan ilmunya. Dengan ilmu seseorang akan mengetahui yang benar dan salah. Yang paling bermanfaat di antara yang kurang manfaat. Dan seandainya tidak karena akal yang menghasilkan ilmu, tentulah manusia sama dengan hewan.
Keempat, Sombong Karena Ilmu.
Ia merasa bangga karena telah mengantongi berbagai gelar yang melekat pada namanya. Ia merasa bangga karena telah menempuh pendidikan di luar negeri dan menjadi ustadz terkenal. Bahkan kadang lontaran cacian dan peremehan kepada saudaranya yang lain sering terucap dari lesannya dengan enteng. Inilah penyakit kesombongan yang kadang menghinggapi para ustadz dan da’i.
Adapun obat takabbur yang timbul disebabkan ilmu yaitu dengan memperhatikan dua perkara.
Pertama; Harus mengetahui bahwa sesungguhnya hujjah Allah Ta’ala yang disampaikan oleh orang-orang alim itu lebih berbahaya daripada orang yang bodoh. Terkadang Allah Ta’ala memberi ampun kepada orang yang bodoh tentang ibadahnya (disebabkan ketidak-tahuannya). Dan Allah Ta’ala tidak memberi ampun kepada orang alim yang bermaksiat disebabkan ilmunya. Maka sebesar-besarnya siksaan Allah Ta’ala yang diberikan terhadap orang alim, yaitu karena perbuatannya tidak benar seperti Bal’am dan Qarun (mereka tahu tetapi tetap bermaksiat, atau mereka menggunakan ilmu mereka untuk bermaksiat).
Kedua; Sesungguhnya orang alim mudah mengetahui bahwa kibir (sombong) itu adalah sebagian dari sifat Allah Ta’ala. Dan Allah Ta’ala tidak ridha jika sifatnya yang satu itu digunakan oleh hamba-Nya. Lagipula orang alim itu telah mengetahui bahwa orang tawadhu (rendah hati) itu disayang  Allah Ta’ala. Dan orang takabbur itu dimurkai Allah Ta’ala.
Demikan beberapa penyebab kesombongan yang muncul dari seseorang. Kita berusaha dan berdo’a untuk memerangi sifat sombong ini, karena kebanyakan penghuni neraka adalah orang-orang yang sombong. Sedangkan kebanyakan penduduk jannah adalah orang yang merendahkan diri dan jauh dari kesombongan. Wallahu a’lam bis shawab. [ Amru ].
Pages (11)1234567 Next