Jelaskan padaku tentang keberkahan

Jelaskan padaku tentang keberkahan


150000

 KEBERKAHAN HIDUP


Seorang shaleh ketika dalam perjalanan ia berdoa "Ya Allah, berikanlah keberkahan dalam kehidupanku dan kehidupan saudaraku ini"


Kemudian saudaranya berkata mengapa engkau tidak berdoa meminta rezeki ?


Dia menjawab : Allah telah menjamin rezeki untuk setiap makhluk hidup ciptaannya, namun belum tentu Allah memberikan keberkahan kepada setiap makhluk hidup ciptaannya.


Saudaranya itu berkata lagi : "Jika demikian jelaskan padaku tentang keberkahan"


Kemudian dia menjawab : Keberkahan itu adalah seperti tentara tersembunyi dari tentara-tentara Allah, yang Ia mengutusnya kepada siapa saja yang Ia kehendaki...


Apabila keberkahan itu singgah di harta, maka ia akan memperbanyaknya


Apabila keberkahan itu singgah di anak, dia akan memperbagusnya (menjadikannya shalih)


Apabila keberkahan itu singgah di badan, ia akan memperkuatnya (menjadikannya sehat)


Apabila keberkahan itu singgah di waktu, ia akan memanjangkan usianya dalam kebaikan dan ketaatan


Dan apabila keberkahan itu singgah di hati, ia akan menggembirakannya (memberikan ketenangan)


Karena itu saudaraku jangan tinggalkan doa memohon keberkahan, Sebab Nabi ο·Ί juga senantiasa berdoa memohon keberkahan bagi umatnya


Ψ§Ω„Ω„َّΩ‡ُΩ…َّ Ψ¨َΨ§Ψ±ِΩƒْ Ω„Ψ£ُΩ…َّΨͺِΩ‰ فِΩ‰ Ψ¨ُΩƒُورِΩ‡َΨ§


“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Dawud).


Dan karena itu pulalah aku juga berdoa memohon kepada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, agar mengaruniakan keberkahan untukku dan untuk saudaraku semua


Ya Allah, anugerahkanlah keberkahan bagi kami...

Keberkahan dalam rumah kami,

Keberkahan dalam kesehatan kami,

Keberkahan dalam hidup kami,

Keberkahan untuk anak keturunan kami,

Keberkahan dalam harta kami,

Keberkahan dalam waktu kami,

Keberkahan dalam usaha kami,

Dan keberkahan dalam segala urusan kami.


 Ψ’Ω…ΩŠΩ†


Habibie Quotes,


Selamat menunaikan sholat fardhu berjamaah di masjid (bagi laki-laki yang tidak ada udzur), & semoga Allah menerima amal ibadah kita aamiin..

Tetaplah menjalin hubungan dengan orang-orang yang telah melupakanmu

Tetaplah menjalin hubungan dengan orang-orang yang telah melupakanmu


150000

 “Jangan membenci siapapun, tak peduli seberapa banyak kesalahan yang mereka lakukan terhadapmu. 

Hiduplah dengan rendah hati, tak peduli seberapa banyak kekayaanmu. 

Berpikirlah positif, tak peduli seberapa keras kehidupan yang kamu jalani. 

Berikanlah banyak, meskipun menerima sedikit. 

Tetaplah menjalin hubungan dengan orang-orang yang telah melupakanmu, maafkanlah orang yang berbuat salah padamu, dan jangan berhenti mendoakan yang terbaik untuk orang yang kau sayangi”. 


(Ali bin Abi Thalib)


Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin

Begitu mudah berkata “kamu sih terlalu pilih-pilih jadi ya akhirnya ga laku

Begitu mudah berkata “kamu sih terlalu pilih-pilih jadi ya akhirnya ga laku

 Seringkali…


Yang jarang diuji dengan sakit

Begitu mudah berkata “kok sakit terus ringkih amat badanmu”

Kamu sih ga pernah merawat kesehatanmu


Mereka yang tidak merasakan usia tua belum bertemu jodohnya

Begitu mudah berkata “kamu sih terlalu pilih-pilih jadi ya akhirnya ga laku”


Mereka yang tak di uji dengan sulitnya mendapatkan keturunan

Sering begitu mudah berkata “mandul ya, coba di pikir kamu pasti banyak dosa”


Mereka yang belum pernah mengalami babi blues dan depresi

Begitu mudah berkata “kurang imannya”


Begitu juga mereka yang tak pernah diuji dengan Suami yang selingkuh lagi aniaya

Begitu mudah menilai “tak becus melayani Suami”


Mereka yang belum pernah diuji dengan perceraian

Begitu ringan lisannya mencemooh status janda

Bahkan berkata “pasti dia suka menyakiti Suami, pantesan Suami milih wanita yang lainnya”


Demikian,


Tak jarang para wanita tak punya iba melihat Saudarinya menderita

Begitu mudah mencurigai, menuduh dan menghakimi yang tak selayaknya


Saudariku,


Jika engkau belum pernah diuji dengan semua itu …

Bersyukurlah dengan bertaqwa dalam lisan dan jari-jemarimu


Tawadhu’kan diri kepada saudarimu yang hidup dengan pahit getir

Sungguh engkau tak tau apa yang akan terjadi di kemudian hari

Karena taqdirNya bisa saja tiba-tiba berubah tak sesuai harapan hati


Maka,


Jangan merasa mulia, jangan merasa besar, jangan merasa hebat lalu sampai hati lisanmu menyakiti sesamamu πŸ™πŸ»


Ferihana Ummu Umamah



Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamii

Apa sejatinya ikhlas itu..?

Apa sejatinya ikhlas itu..?

 IKHLAS


Saudaraku...


Ada sesuatu yang mudah diucapkan namun sulit diamalkan,

tetapi kita harus berupaya mewujudkannya, karena ini menyangkut kesuksesan hidup di dunia juga di akhirat. 


Ia tak lain adalah IKHLAS.


Apa sejatinya ikhlas itu..?


Ikhlas itu…

Ketika nasehat, kritik dan bahkan fitnah, tidak mengendorkan amalmu dan tidak membuat semangatmu punah.


Ikhlas itu… 

Ketika hasil tak sebanding usaha dan harapan, tak membuatmu menyesali amal dan tenggelam dalam kesedihan.


Ikhlas itu… 

Ketika amal tidak bersambut apresiasi sebanding, tak membuatmu urung bertanding.

Ikhlas itu… 

Ketika niat baik disambut berbagai prasangka, kamu tetap berjalan tanpa berpaling muka.

Ikhlas itu… 

Ketika sepi dan ramai, sedikit atau banyak, menang atau kalah, kau tetap pada jalan lurus dan terus melangkah.

Ikhlas itu… 

Ketika kau lebih mempertanyakan apa amalmu dibanding apa posisi mu, 

apa peranmu dibanding apa kedudukanmu, 

apa tugasmu dibanding apa jabatanmu.

Ikhlas itu...

Ketika ketersinggungan pribadi tak membuatmu keluar dari barisan dan merusak tatanan.


Ikhlas itu… 

Ketika posisimu di atas, tak membuatmu jumawa, 

ketika posisimu di bawah tak membuatmu enggan bekerja.


Ikhlas itu… 

Ketika khilaf mendorongmu minta maaf, 

ketika salah mendorongmu berbenah, 

ketika tertinggal mendorongmu mempercepat kecepatan.


Ikhlas itu… 

Ketika kebodohan orang lain terhadapmu, tidak kau balas dengan kebodohanmu terhadapnya, 

ketika kedzalimannya terhadapmu, tidak kau balas dengan kedzalimanmu terhadapnya.


Ikhlas itu… 

Ketika kau bisa menghadapi wajah marah dengan senyum ramah, 

kau hadapi kata kasar dengan jiwa besar, 

dan ketika kau hadapi dusta dengan menjelaskan fakta dan data.


Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman: 


"Dan mereka tidak diperintah kecuali agar beribadah kepada Allah dengan ikhlas dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan agar mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."

(QS. 98: 5)


Semoga kita bisa terus istiqamah, senantiasa bertutur, berfikir dan berbuat yang baik, beribadah dan beramal dengan  penuh keikhlasan berharap ridha Allah semata. 


Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat bagi banyak manusia. 


Robbana Taqobbal Minna Innaka Antas-samii'ul 'aliim


(Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui.)


Aamiin Yaa Mujiibassaailiin...


Selamat menunaikan sholat fardhu berjamaah di masjid ( bagi laki-laki yang tidak ada udzur), & semoga Allah menerima amal ibadah kita aamiin...

Wahai Abdul Qodir, aku adalah rabbmu. Aku telah menghalalkan apa yang diharamkan bagimu

Wahai Abdul Qodir, aku adalah rabbmu. Aku telah menghalalkan apa yang diharamkan bagimu

 Pelajaran Penting Dari Kisah Pertemuan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Dengan Setan

Di kesempatan yang baik ini, kita akan mengambil pelajaran dari kisah seorang ulama Ahlussunnah yaitu Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani[1] ketika ia berhadapan dengan setan yang berusaha menyesatkannya.


Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bercerita:

“Suatu hari pada sebuah perjalananku, aku merasakan panas yang sangat menyengat. Sampai-sampai aku hampir mati kehausan. Kemudian ada awan hitam menaungiku. Angin dari awan itu bertiup menerpaku, hingga air liurku pun terasa berputar dalam mulutku. Tiba-tiba saja dari arah awan itu ada suara yang menyeru: “Wahai Abdul Qodir, aku adalah rabbmu.”​


Maka aku pun bertanya kepadanya: “Engkaukah Allah yang tidak ada ilah yang haq selainNya?”​


Kemudian ia kembali menyeruku untuk yang kedua kalinya: “Wahai Abdul Qodir, aku adalah rabbmu. Aku telah menghalalkan apa yang diharamkan bagimu.”​

Maka aku pun berkata: “Engkau dusta, bahkan engkau adalah setan.”​

Lantas kemudian awan itu pun buyar, dan aku mendengar seorang berkata dari arah belakangku: “Wahai Abdul Qodir engkau telah selamat dariku dengan pengetahuanmu terhadap agamamu. Padahal aku telah menyesatkan 70 orang dengan cara ini.”​


Setelah kejadian itu ditanyakan kepada Syaikh Abdul Qodir: “Bagaimana engkau tahu bahwa dia adalah setan?”​

Beliau menjawab: Tatkala ia mengatakan: “Aku telah menghalalkan bagimu.” Karena setelah wafatnya Rasulullah tidak ada lagi penghalalan serta pengharaman.”​ [Fiqhud Da’wah wa Tazkiyatun Nufus : 113-114]


Dari kisah ini, pelajaran sangat penting yang bisa kita petik yaitu ilmu agamalah tameng penyelamat dari makar setan. Karena ilmu agama adalah cahaya yang menerangi sehingga seorang dapat melihat jalan yang benar sehingga tidak mudah disesatkan.

Iblis tahu akan hal ini, karena itulah langkah pertama Iblis untuk menggelincirkan anak cucu Adam adalah dengan menghalangi mereka dari belajar agama Allah. Imam Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan:

“Ketahuilah, bahwa talbis Iblis yang pertama kepada umat manusia adalah menghalangi mereka dari ilmu agama. Karena ilmu itu adalah cahaya. Sehingga apabila ia telah dapat memadamkan lampu-lampu mereka maka ia akan dengan mudah membanting mereka ke dalam kegelapan sekehendaknya.” (Talbisu Iblis: 309, Cet. Darul Kutub Ilmiah, Beirut)

Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani bisa tahu bahwa suara itu adalah setan, kerena ia memiliki ilmu agama, ia tahu setelah Rasulullah wafat tidak ada lagi perubahan syariat haram menjadi halal atau sebaliknya, karena agama telah sempurna dan tidak akan berubah lagi. Sesuatu yang diharamkan akan tetap haram hingga hari kiamat dan sesuatu yang halal akan tetap halal hingga hari kiamat.


Dari sini pulalah kita bisa memahami lebih dalam sabda Nabi:


Ψ·َΩ„َΨ¨ُ Ψ§Ω„ْΨΉِΩ„ْΩ…ِ فَΨ±ِيآَΨ©ٌ ΨΉَΩ„َΩ‰ ΩƒُΩ„ِّ Ω…ُΨ³ْΩ„ِΩ…ٍ


”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah: 224)


Menuntut ilmu tanpa batas waktu dan usia. Setiap muslim dan muslimah selama hayat di kandung badan maka tetap wajib belajar agama. Karena dengan ilmu agamalah kita bisa selamat mengarungi kehidupan dunia dan terhindar dari makar setan.


Mudah-mudahan Allah menganugerahkan kepada kita kesempatan, kesehatan dan kemauan sehingga kita tetap mau belajar agama dengan sungguh-sungguh. Menyediakan waktu untuk mendengarkan pengajian, membaca buku-buku, dan berdikusi dan bertanya dengan para pemilik ilmu sehingga dengan demikian bisa menyelamatkan kita dari segala keburukan.


─────────

Catatan Kaki:

[1] Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajhi pernah ditanya, mengenai Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, apakah ia seorang Ahlussunnah ataukah bukan, beliau menjawab:


Ya, Abdul Qadir Al-Jailani termasuk orang-orang shalih, beliau termasuk ulama mazhab Hanbali. Tetapi manusia banyak yang beri’tikaf di kuburannya. Mereka mengkultuskannya, berdoa kepadanya.  Padahal dia tidak pernah ridha dengan hal itu. Beliau termasuk ulama yang mulia, ulama mazhab Hanbali dan beliau disebutkan oleh Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.


Penyusun: Ustadz Zahir Al-Minangkabawi حفظه Ψ§Ω„Ω„Ω‡


Selamat menunaikan sholat fardhu berjamaah di masjid (bagi laki-laki yang tidak ada udzur), & semoga Allah menerima amal ibadah kita aamiin...

Manisnya pahala dari musibah ini telah menjadikanku lupa terhadap pahitnya rasa sakitnya

Manisnya pahala dari musibah ini telah menjadikanku lupa terhadap pahitnya rasa sakitnya

 KEADAAN MANUSIA KETIKA MENGHADAPI MUSIBAH


Sesungguhnya manusia di dalam menghadapi dan menyelesaikan musibah ada empat keadaan, yaitu:

  1.  Marah
  2.  Bersabar
  3.  Ridha
  4.  Bersyukur

 Inilah empat keadaan manusia ketika ditimpa suatu musibah. Berikut ini penjelasannya:

1⃣ Marah


Yaitu marah baik dengan hatinya, lisannya ataupun anggota badannya. Adapun marah dengan hatinya yaitu dalam hatinya ada sesuatu terhadap Rabb nya dari kemarahan, perasaan jelek atau buruk sangka kepada Allah -dan kita berlindung kepada Allah dari hal itu- dan yang sejenisnya bahkan dia merasakan bahwa seakan-akan Allah telah menzhaliminya dengan musibah ini.


Adapun dengan lisan, seperti menyeru dengan kecelakaan dan kebinasaan, seperti mengatakan: "Duhai celaka, duhai binasa..!" Atau dengan mencela masa (waktu), yang berarti dia menyakiti Allah Ta'ala dan perbuatan yang sejenisnya.


Adapun marah dengan anggota badan seperti menampar pipinya, memukul kepalanya, menjambak rambutnya, atau merobek bajunya dan yang sejenisnya dengan itu, inilah keadaan orang yang marah yang merupakan keadaannya orang-orang yang berkeluh kesah yang mereka ini diharamkan dari pahala dan tidak akan selamat (terbebas) dari musibah bahkan mereka ini mendapat dosa, maka jadilah mereka orang-orang yang mendapatkan dua musibah: musibah dalam agama dengan marah dan musibah dalam masalah dunia dengan mendapatkan apa-apa yang tidak menyenangkan.


2⃣ Bersabar


Yaitu bersabar terhadap musibah dengan menahan dirinya (dari hal-hal yang diharamkan), dalam keadaan dia membenci musibah dan tidak menyukainya dan tidak menyukai musibah itu terjadi akan tetapi dia bersabar (menahan) dirinya sehingga tidak keluar dari lisannya sesuatu yang dibenci Allah dan tidak melakukan dengan anggota badannya sesuatu yang dimurkai Allah serta tidak ada dalam hatinya sesuatu (berprasangka buruk) kepada Allah selama-lamanya, dia tetap bersabar walaupun tidak menyukai musibah tersebut.


3⃣ Ridha


Yaitu Ridha, di mana keadaan seseorang yang ridha itu adalah dadanya lapang dengan musibah itu dan ridha dengannya dengan ridha yang sempurna dan seakan-akan dia tidak terkena musibah tersebut.


4⃣ Bersyukur


Yaitu dia bersyukur kepada Allah atas musibah tersebut, dan adalah keadaannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam apabila melihat sesuatu yang tidak disukainya, beliau mengatakan: "Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan".


Maka dia bersyukur kepada Allah dari sisi bahwasanya Allah akan memberikan kepadanya pahala terhadap musibah ini telah banyak dari apa-apa yang menimpanya.


Dan karena inilah disebutkan dari sebagian ahli ibadah bahwasanya jarinya terluka lalu dia memuji Allah terhadap musibah tersebut, maka orang-orang berkata:

"Bagaimana engkau memuji Allah dalam keadaan tanganmu terluka?"

Maka dia menjawab:

"Sesungguhnya manisnya pahala dari musibah ini telah menjadikanku lupa terhadap pahitnya rasa sakitnya."


Syarh Riyadhush Shalihin


Wallahuallam Bishawab