UJIAN SEBAGAI SUNNATULLOH

UJIAN SEBAGAI SUNNATULLOH



ANTARA UJIAN & PERINGATAN
Setiap manusia menginginkan kehidupannya didunia ini senantiasa menemui kebaikan, tiada onak duri dan hal – hal yang menyusahkannya. Namun semua itu tiadalah mungkin, karena sudah menjadi sunatullah akan adanya dua hal yang berlawanan, yakni senang – susah, untung – rugi, bahagia – sengsara, kebaikan – keburukan.
NAMUN, tahukah kita atas sebab apa kita mendapatkan semua itu. Sesungguhnya hal – hal yang tidak menyenangkan yang diterima manusia itu bisa jadi karena salahsatu diantara dua sebab : Yakni peringatan atau ujian.


PERINGATAN
  1. Sebab adanya peringatan
Satu – satunya sebab teguran itu adalah karena ma’syiat atau durhakanya manusia kepada sang Kholiq. Sebagaimana dalil – dalil berikut :
Allah Azza wajalla berfirman dalam QS. Asy Syura : 30“ Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”
“ Dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.”  { an Nisa : 79 }
المْصَائِبُ وَ اْلأَمْرَاضُ وَ اْلأَخْزَابُ فِى الدُّنْياَ جَزَاءٌ
“ Semua musibah, penyakit / virus dan kesusahan didunia adalah sebagai balasan atas perbuatan { ma’syiat } mereka.”{ Shahih Jami’ush Shaghir. 5521 }
لاَ يُصِيْبُ رَجُلاً خَدْشُ عُودٍ وَلاَعَثْرَةُ قَدَمٍ وَلاَ اخْتِلاَجُ عِرْقٍ إِلاَّ بِذَنْبٍ
“ Tidaklah menimpa seseorang berupa luka yang mengoyak, telapak kaki yang tergelincir, urat yang terkilir, kecuali itu semua disebabkan karena dosa – dosa mereka.”
  1. Jalan keluar
Jalan keluar { solusi } adalah segera bertaubat kepada Allah dengan Shidqul Inabah.
“ Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, { QS. At Tahriem : 8 }
التَّائِبُ مِنْ ذَنْبٍ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
“ Orang yang bertaubat dari dosa, dihitung sebagaimana orang yang tidak pernah berbuat dosa.” { HR.Baihaqi }
بَااَيُّهَا النَّاس تُوْبُوْا اِلَى الله فَإِنىِّ اَتُوْبُ فِى الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ { مسلم }
“ Wahai sekalian manusia bertaubatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat salam satu hari 100 kali.” ( HR Muslim)
اِنَّ الْمُؤْمِنَ اَِذَا اَذْنَبَ ذَنْبًا كَانَ نُقْطَةٌ سَوْدَاءٌ فِى قَلْبِهِ . فَإِنْ تَابَ وَ نَزَعَ وَ اسْتَعْتَبَ صَقْلَ قَلْبُهُ ,  وَ اِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى تَغْلُقَ قَلْبُهُ  { النسائى و الترميذى و قال حسن صحيح }
“ Sesungguhnya seorang mukmin apabila melakukan satu perbuatan dosa, maka ia akan ada titik hitam pada hatinya. Maka jika ia bertaubat, jera dan menyesal hatinya akan menjadi jernih kembali, namun jika bertambah perbuatan dosanya, maka bertambah  pula titik-titik hitam hingga  menutupi hatinya.” ( HR. an-Nasaiy dan At-Tirmidziy, ia berkata hadis shohih)

UJIAN
  1. Sebab adanya ujian
Satu – satunya sebab adanya ujian adalah adanya iman pada diri seorang hamba. Karena hanya yang punya imanlah yang akan menghadapi ujian. Allah tidak akan menguji seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Semakin besar { baik } iman, maka akan semakin besar pula ujian yang akan diterima.
“ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”  QS. Al Ankabut : 2 – 3
 
“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.." { QS. al Baqarah : 286 }
أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً اْلأَنِبْيَاءُ ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلٰى حَسًبِ ( وَفِي رِوَايَةٍ قَدْرِ ) دِيْنُهُ فَإِنْ كَانَ دِيْنُهُ صَلَبًا اِشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِيْنِهِ رِقَةٌ اُبْتُلِيُ عَلٰى حَسَبِ دِيْنُهِ فَمَا يَبْرَحُ اْلبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتىٰ يَتْرُكَهُ يَمْشِيْ عَلَى اْلأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةُ .
“Manusia yang paling dashyat cobaannya adalah para anbiya’ kemudian orang-orang serupa lalu orang-orang yang serupa. Seseorang itu diuji menurut ukuran (dalam suatu riwayat ‘kadar’) agamanya. Jika agama kuat, maka cobaannya pun dashyat. Dan jika agamanya lemah, maka ia diuji menurut agamanya. Maka cobaan akan selalu menimpa seseroang sehingga membiarkannya berjalan di muka bumi, tanpa tertimpa kesalahan lagi.” Hadits ini diriwaytkan oleh At-Tirmidzi (2/64), Ibnu Majah (4023), Ad-Darimi (2/320), Ath-Thahawi (3/21), Ibnu Hibban (699), Al-Hakim (1/40, 41), Imam Ahmad (1/171, 172, 180, 185) dan Adh-Dhiya dalam Al-Mukhtarah (1/349)

  1. Adab - adab menghadapi ujian
1.Sabar dan ridho menghadapinya
“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. ( yaitu ) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.” { QS. al Baqarah : 155 – 156 }
عَجِبْتُ ْلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلِّهِ خَيْرَ إِنَّ أَصَابَهُ مَا يُحِبُّ حَمِدَ اللهَ وَكَانَ لَهُ خَيْرَ وَإِنَّ أَصَابَهُ مَا يَكْرَهُ فَصَبَرُ كَانَ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ كُلُّ أَحَدٍ أَمْرُهُ كُلُّهُ خَيْرٌ إِلاَّ الْمُؤْمِنَ .
“Aku heran kepada urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Jika sesuatu yang menyenangkan  menimpanya ia memuji kepada Allah dan itu baginya adalah baik. Jika sesuatu yang menyusahkan menimpanya, lalu bersabar, maka itu pun juga baik. Dan tidak setiap orang dalam semua perkara adalah baik, kecuali orang mukmin.”Hadits ini dikelurkan oleh Ad-Darimi (2/318) dan Ahmad (6/16)
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا اِبْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ. (رواه الترمذي، وقال هذا حديث حسن غريب من هذا الوجه).
“Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan (ujian), Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai satu kaum Ia akan menguji mereka, maka barangsiapa ridha baginyalah keridhaan Allah, dan barangsiapa marah baginyalah kemarahan Allah”. (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata hadits ini hasan gharib dari sanad ini, Sunan At-Timidzy cet. Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, juz 4 hal. 519).
2.Mengimani bahwa ia mampu menghadapi ujian tersebut
3.Banyak berbuat kebajikan, baik kepada Allah maupun kepada Makhluq
"Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu".( QS. Al-Baqarah: 153 )
كَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم إِذَا حَزَنَهُ أَمْرٌ صَلَّى
"Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam menghadapi suatu kesulitan, maka beliau melakukan shalat".  { Tafsir Ibnu Katsir, IV / 224 }
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “ Telah berkata Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu : “ Siapakah diantara kalian yang hafal hadits Nabi shallahu ‘alaihi wasalam berkenaan dengan  fitnah..??? Hudzaifah berkata : “ Aku hafal sebagaimana yang di tuturkan Rasulullah.” Umar berkata lagi : “ Bagaimankah lafadznya..?? Maka Hudzaifah berkata :
فتنة الرجل فى أهله و ولده و جاره , تكفرها با الصلاة و الصدقة و المعروف
“ Fitnah seseorang ada pada keluarganya, anak – anaknya dan tetangganya, maka hapuskanlah { hilangkan } ia dengan shalat, shadhaqah dan dan senantiasa berbuat baik kepadanya.”

4.Bersikap dewasa dalam menghadapinya
Orang dewasa adala mereka yang mempu mempertimbangkan semua perbuatan, sikap dan perilakunya dengan timbangan untung – rugi, mafsadat – maslahat.
Dalam menghadapi ujian, utamanya yang berupa ujian manusia, seringkali seseorang tidak bisa bersikap dewasa, frontal melawan tanpa melihat bagaimana Allah dan Rasul-Nya mengajarkan dan mencontohi dalam hal ini, tanpa melihat bahwa ujian adalah ibadah yang tentu harus dihadapi sesuai dengan keinginan pemberi ujian { Allah }, dan tanpa mempertimbangkan maslahat an mafsaat yang akan muncul atas sikap tersebut. Mereka adalah golongan orang – orang yang terbakar EMOSI dan EGOISME{ Akuisme }-nya.

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam pernah di ka’bah, sementara Abu Jahal dan kawan – kawannya sedang duduk – duduk. Lalu sebagian mereka saling berkata dengan yang lain : “ Siapakah diantara kalian yang mau mendatangi unta si fulan, kemudian mengambil kotoran, darah dan tahinya, lalu membawanya kesini.kemudian membiarkan Muhammad hingga ia sujud, alu meletakkan kotoran dan darah tadi dipundaknya.” Lalu bangkitlah orang yang paling celaka diantara mereka. Ketika Rasulullah sujud, ia meletakkan tahi dan darah tadi diantara kedua pundak Rasulullah, dan Nabi tetap suju, sedangkan mereka tertawa terbahak - bahak.” { HR. Bukhari 240, Muslim 1794 }
Juga bisa ditengok pula pada kisah hijrahnya Nabi ke Thaif dan lainnya…..
5.Berdo’a selalu kepada Allah
“ Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” { QS. al Mukmin : 60 }